Egoisme melang lang buana
Ciptakan negara sendiri di dalam negara
Obral hukum terjadi dimana-mana
Seakan keadilan hanya berpihak kepada siapa yang berkuasa
Pimpinan negara ingkar pada bangsanya
Perdana menterin bangun hotel di dalam gedung kerja
Para ulama tak lagi peduli kata haram
Mahasiswa pindah profesi jadi tukang kontroversi
Dengar! jeritanku bukan sembarang mangap
Kehancurannya tinggal menghitung detik saja
Tanda kehancuran nuranu dan kemunafikan merebak meracuni asa
Sumpah, percayai aku
Tirukan dan Berseru
Seantero jagat raya mulai teriak
Kami rindu Kemakmuran!
SalmaIbrahim
Selasa, 10 Juni 2014
TENTANG LAMUNAN
Tuhan
Jangan biarkan anganku melang lang mencari sejatinya kepastian
Angan yang mengambang menjelajahi beberapa penggal verita sekaligus,
yang satu pun tak ada yang menyudut, jelas, dan pasti ku lamunkan
Ambang batas kerisauan ini sudah hampir hilang tak terlihat,
walau ku dekati
Terlihat abu-abu benaing seperti kisah hidup tak terperi
Kini angan boleh terpecah menjadi beberapa sub materi
Yang bisa terurai oleh jiwa yang lain
Lain kata
Lain versi
Jangan biarkan anganku melang lang mencari sejatinya kepastian
Angan yang mengambang menjelajahi beberapa penggal verita sekaligus,
yang satu pun tak ada yang menyudut, jelas, dan pasti ku lamunkan
Ambang batas kerisauan ini sudah hampir hilang tak terlihat,
walau ku dekati
Terlihat abu-abu benaing seperti kisah hidup tak terperi
Kini angan boleh terpecah menjadi beberapa sub materi
Yang bisa terurai oleh jiwa yang lain
Lain kata
Lain versi
IBARAT
Hembus angin terasa
Sayupnya menghibur hati
Kuku jari jadikan penatah
Ubah ukiran penuh seni
cincin hitam empat permata
Pemberian seorang dewasa
Ku jadikan peluruh jiwa
Malah berbalik merenggut nyawa.
Sayupnya menghibur hati
Kuku jari jadikan penatah
Ubah ukiran penuh seni
cincin hitam empat permata
Pemberian seorang dewasa
Ku jadikan peluruh jiwa
Malah berbalik merenggut nyawa.
MANTERANYA NEGARA
Jur jur ajur sing jujur malah ajur
Negaranya hancur
Ling ling malaing sing maling wong pentintg
Pejabat negara kerasukan kuda lumping
Dak dak pidak dipidaki wong akeh
Dasar negara mulai dianggap remah
Wuss...
Anginnya bau lapimdo
Nyam nyam nyam
Berasnya bau kutu
Lah dalah
Negaranya miskin
PI jopa japi
Koruptor makin tak punya hati
Mafia yang berdasi
Presiden jadi basi
Wur kowar kawur
Penjahatnya pada kabur
Lari sembunyi di Singapore
Peraturan jadi bubur
Yang kaya makin kaya
Yang miskin di paksa prihatin
Pasar bebas dua ribu lima belas
Pedagang kecil makin amblas
Dukun mana yang tangguh
Dukun mana yang hebat
Kuat menahan buruh
Bisa sihir pejabat
Wahai para petinggi
Jangan maju barang selangkah
jangan banyak omong sampah
Ditumpakn sampah ada belati
Pertimbangkan masa depan kami
Kami bukan seorang darah biru
Hanya budak para penipu
Negaranya hancur
Ling ling malaing sing maling wong pentintg
Pejabat negara kerasukan kuda lumping
Dak dak pidak dipidaki wong akeh
Dasar negara mulai dianggap remah
Wuss...
Anginnya bau lapimdo
Nyam nyam nyam
Berasnya bau kutu
Lah dalah
Negaranya miskin
PI jopa japi
Koruptor makin tak punya hati
Mafia yang berdasi
Presiden jadi basi
Wur kowar kawur
Penjahatnya pada kabur
Lari sembunyi di Singapore
Peraturan jadi bubur
Yang kaya makin kaya
Yang miskin di paksa prihatin
Pasar bebas dua ribu lima belas
Pedagang kecil makin amblas
Dukun mana yang tangguh
Dukun mana yang hebat
Kuat menahan buruh
Bisa sihir pejabat
Wahai para petinggi
Jangan maju barang selangkah
jangan banyak omong sampah
Ditumpakn sampah ada belati
Pertimbangkan masa depan kami
Kami bukan seorang darah biru
Hanya budak para penipu
SURAT KEPADA RINDU
Rindu
Lupakan saja aku
Lupakan juga salam-salam yang aku titipkan dulu
Hai rindu
Maafkan tingkahku
Selalu mengganggu
Selalu memaksamu menjadi kurir tentang salamku
Sudahlah rindu
Buang saja bualanku
Semoga Tuhan tak mengabulkan setiap munajatku untuknya dulu
Lagi pula rindu
Sepertinya Tuhan tak menuliskan
aku untuknya bersatu
Yang selalu berperang dan ku bantah
Dengan keinginan dan impianku
Akhirnya rindu
Aku tak ingin mati dalam salam
Salam-salam Pembunuh
Salam-salam yang pernah menyetubuhi
Dalam keharaman dan hasrat
Kini, aku berlari
Aku pecundang
Lupakan saja aku
Lupakan juga salam-salam yang aku titipkan dulu
Hai rindu
Maafkan tingkahku
Selalu mengganggu
Selalu memaksamu menjadi kurir tentang salamku
Sudahlah rindu
Buang saja bualanku
Semoga Tuhan tak mengabulkan setiap munajatku untuknya dulu
Lagi pula rindu
Sepertinya Tuhan tak menuliskan
aku untuknya bersatu
Yang selalu berperang dan ku bantah
Dengan keinginan dan impianku
Akhirnya rindu
Aku tak ingin mati dalam salam
Salam-salam Pembunuh
Salam-salam yang pernah menyetubuhi
Dalam keharaman dan hasrat
Kini, aku berlari
Aku pecundang
Sabtu, 18 Januari 2014
SURAT KEPADA DAMAI
Aku
selalu mencoba memanggil kedamaian.
Tapi sendirinya selalu tak bersua.
Dan terkaanku selalu salah terhadap kedatangannya.
Aku tak akan bertanya.
Karena sajatinya aku tahu.
Panggilanku saja tak dijawab apalagi tanyaku.
Teruntuk kedamaian, semoga kau baca dan mengerti maksudku.
Tapi sendirinya selalu tak bersua.
Dan terkaanku selalu salah terhadap kedatangannya.
Aku tak akan bertanya.
Karena sajatinya aku tahu.
Panggilanku saja tak dijawab apalagi tanyaku.
Teruntuk kedamaian, semoga kau baca dan mengerti maksudku.
SENANDUNG BEREMOSI
Keparat!
Berhentilah obral mulut
Panas sangat kupingku dengar pekikkanmu
Tak guna!
Aku pun bisa mengumpat sepertimu
Tak usah gusar
Belati mulutku lebih tajam daripada mu
Seperti ini kidung ku untukmu
Berhentilah obral mulut
Panas sangat kupingku dengar pekikkanmu
Tak guna!
Aku pun bisa mengumpat sepertimu
Tak usah gusar
Belati mulutku lebih tajam daripada mu
Seperti ini kidung ku untukmu
Langganan:
Postingan (Atom)