Sabtu, 18 Januari 2014

SURAT KEPADA DAMAI

Aku selalu mencoba memanggil kedamaian.
 Tapi sendirinya selalu tak bersua. 
Dan terkaanku selalu salah terhadap kedatangannya. 
Aku tak akan bertanya.
 Karena sajatinya aku tahu. 
Panggilanku saja tak dijawab apalagi tanyaku.
Teruntuk kedamaian, semoga kau baca dan mengerti maksudku.

SENANDUNG BEREMOSI

Keparat!
Berhentilah obral mulut
Panas sangat kupingku dengar pekikkanmu
Tak guna!
Aku pun bisa mengumpat sepertimu
Tak usah gusar
Belati mulutku lebih tajam daripada mu
Seperti ini kidung ku untukmu

Jumat, 17 Januari 2014

MENCUMBU ALAM

Kuasamu damai dalam masaku
Semesta alam indah anugerahmu
Dalam kolong langit kini ku himpun anganku
Yang mulai penuhi ruang fikirku
Ijinkan ku reguk seluruh udara yang kau ciptakan Tuhan,
Ku hirup sedalam-dalam ku mampu
Kenikmatak setiap lekuk keindahan alam
Saat semua ini mengembang kempiskan dadaku,
Makin tak ku percaya semua ini berlalu
Mencumbui semilir angin yang kau hempaskan
Menyeret kemadaian yang dulu terlupakan
Ku fikir yang dulu pribadiku hilang
kini semua telah kau sadarkan
Persoalan yang selama ini mengekang gerakku
Seakan terlepas oleh segala keindahan ini
Segala keindahan yang tak mungkin dapat dibeli
Dalam kehendak Tuhan semua ini kan terhenti
Cahaya senja mulai menyapa
Ku lengkungkan senyum bibir merona
Seakan menyambut datangnya purnama
Hantarkan kepergianku kembali ke pelukan bulan

PENGINGKAR

Berjuta janji kau ucap pada kami
Entah janji itu apa harus ku percayai
Langit redup ku tatap relung kahidupan
Wajah sendu menghiasi siang dan malam
Di sudit keheningan itu ku ratapi nasib masa depan
Terancam hancur bila ini tak ada perubahan

Ucapmu terngiang di teliga kami
Menggantung harap kami padamu yang menguasai
Keterpurukan yang buat kami berlari
Mengais logam terlempar membentur hati

Masih sanggupkah kau tegap berdiri?
Setelah apa yang kau lakukan pada kami

Kau busungkan dadamu tak buat kami kenyang
Kemunafikanmu hanya membuat kami melarat

Hai kau yang merasa sempurna
Yang merasa lebih pantas menduduki
Kursi empuk sarang korupsi
Berbanggalah atas tertindasnya orang semacam kami
 Di akhirat pun kau kan dihakimi

Kamis, 16 Januari 2014

BOBROK

Bobrok
Sebentar lagi akan terlihat
Segala kecurangan yang dilakukan pejabat
tangan-tangan mahir menggeliat
gagah melangkah bak orang terhormat

Begitu bobrok
Satu persatu semua akan terungkap
Lidah itu akan berhenti bersilat
Akan melingkar ditangannya borgol aparat
Dan hukum yang membuatnya terjerat

Semakin bobrok
Tak lama lagi kita akan runtuh
Selisih paham mulai ramai dan ricuh
Demonstran mahasiswa berlangsung kisruh
Hujat cacian bergemuruh

Jelas kebobrokan ini sebagi tanda
Dimana kehancuran bangsa tinggal menunggu saja
Terasa mustahil untuk mulai damaikan suasana
Terlanjur ruwet dan tak ada ujungnya

AURA SERIGALA

Tunggu sebentar, ia akan terlihat
Tunggu di pinggir sini, bersamaku
Setengah berlindung, agar tak mendominasi

Tunggu sebentar, aku ingin lihat
Para serigala yang sok wibawa
Masuk podium kejiwaan
sok bersih menyapa pers
Berlagak baik, sok suci
Padahal alibi

Ini ungkapan yang tak banyak metafora
Harus jelas biar mereka tahu

Jangan jadi bodoh tak bisa tahu maksud
Atau sok polos dengan gaya kalut
Pikiran bulus terlanjur menjiwai
Ya, orang sepertimu
Serigala yang menciptakan bulunya sendiri